Tuesday, December 08, 2009

Bahasa Sholat, Bahasa Meditasi

Suatu ketika saya mendapatkan pesan pendek yang isinya kurang lebih begini:

Perkataan indah adalah Allah
Lagu merdu adalah adzan
Media terbaik adalah Al-Qur'an
Senam sehat adalah sholat
Diet sempurna adalah puasa
Kebersihan menyegarkan adalah wudhu
Perjalanan indah adalah haji
Khayalan terbaik adalah ingat akan dosa dan taubat

Saya senang membaca isi pesan pendek tersebut. Isinya mencerahkan dan mengingatkan kita untuk selalu istiqomah di jalan Allah. Pesan singkat itu masih tersimpan aman di dalam telepon genggam saya. Rasanya sayang sekali untuk menghapusnya.

Sholat merupakan ritual penghambaan umat muslim kepada Rabb-nya yaitu Allah SWT, Tuhan semesta alam. Kakak saya pernah memberi definisi bahwa sholat itu hiburan. Awalnya saya agak bingung mendengarnya. Jawaban atas kebingungan itu akhirnya saya dapatkan. Bukan dari keikutsertaan pengajian atau membaca suatu buletin. Bukan dari obrolan dengan ulama, apalagi hasil gosipan dengan teman-teman. Jawaban akan kebingungan saya tersebut saya dapatkan dengan 'mengalami' sholat. Suatu pengalaman yang menakjubkan adalah kesan yang kita dapat dari suatu perbuatan yang menimbulkan impresi dalam suatu ingatan. Saya tidak mengatakan bahwa sholat yang saya lakukan sudah sempurna dan khusyuk. Namun, saya merasakan semacam sensasi yang menenangkan ketika menghikmati melakukan wudhu secara perlahan-lahan, menikmati sejuknya air yang menghapus kepenatan. Merasakan tenteramnya jiwa saat merasakan betapa segarnya berwudhu.

Di kesempatan lain, saat melakukan sholat, saya merasakan anggota tubuh saya bergerak dengan lentur, mengikuti semacam irama tarian. Gerakan-gerakan sederhana yang biasanya ketika melakukannya dengan terburu-buru, saya merasa agak pegal setelah selesai sembahyang. Saya tidak tahu penjelasan medis dan ilmiahnya seperti apa, tapi saya sudah pernah merasakannya. Sensasi serupa saya rasakan saat yoga selama setengah jam. Bukankah lama sholat kira-kira paling lama sepuluh menit. Dan hasil instannya adalah ketenangan batin. Sungguh mencengangkan. Mungkin itu juga penjelasan menurut kakak saya, bahwa sholat itu merupakan hiburan. Saya belum pernah menanyakan kembali penjelasannya. Lalu, mengapa ada orang yang tidak damai setelah selesai sholat?

Saya kira penjelasannya akan lebih kompleks lagi. Mungkin lagi banyak masalah. Atau bisa jadi sholatnya tidak sempurna. Atau malah setengah hati saat melakukannya. Saya tidak menganggap sholat saya sudah sempurna. Namun, saya merasakan saat gerakan-gerakan sholat itu saya nikmati, bukan hanya saya ikuti, ada rasa yang hadir dalam pikiran ini untuk lagi dan lagi ingin memperoleh sensasi serupa demi mencapai kekhusyukan beribadah. Saya kira hakikat penghambaan kita kepada Allah bukan hanya merapalkan doa puja puji semata. Saya yakin Allah menghendaki kita menikmati proses penghambaan itu, bukan menganggapnya sebagai beban. Saya tidak tahu apakah sensasi yang saya rasakan juga dialami oleh penganut agama lain saat sedang beribadah. Jika Anda kebetulan nyasar ke blog ini dan membaca tulisan ini, jangan beranggapan bahwa tulisan ini berisi dakwah atau propaganda agama. Saya hanya ingin bertukar pendapat mengenai rasa yang ditimbulkan saat Anda menghadap Tuhan saat sembahyang. Jika berkenan, silakan tinggalkan pesan tentang sensasi yang Anda rasakan saat melakukan ritual ibadah yang Anda jalani di kolom komentar. Mari bertukar pengalaman dan kesan.

Gerakan sholat sebenarnya adalah suatu bentuk meditasi. Gerakan tersebut sebenarnya satu rangkaian dengan berwudhu. Wudhu pada dasarnya adalah sarana untuk melemaskan titik-titik ketegangan dalam tubuh. Itulah mengapa, sebelum tidur disunnahkan berwudhu. Silakan Anda coba, bahwa ketika sebelum tidur Anda mengawalinya dengan berwudhu, kualitas tidur yang Anda dapatkan akan semakin terasa menenangkan.

Tidur yang cukup, makan makanan yang bergizi seimbang, dan diet sehat adalah kombinasi pembentukan pribadi yang sehat. Dalam ilmu agama Islam sebenarnya ketiga hal tersebut juga telah diatur dalam ajarannya. Seperti penggalan isi pesan singkat yang saya terima di atas bahwa senam sehat adalah sholat, diet sempurna adalah puasa, dan kebersihan menyegarkan adalah wudhu, maka perpaduan ketiganya merupakan salah satu alternatif pencegahan terhadap penyakit. Saya pernah belajar mengenai kehidupan seorang bhiksu. Seorang bhiksu berusaha untuk menjaga makanannya. Ia tidak makan daging. Hanya makan roti dan sayuran. Hidupnya pun juga terbilang biasa-biasa saja. Tidak ada pesta pora atau hura-hura. Setiap jengkal kehidupan dihikmati sebagai sebuah perayaan keheningan menuju penyatuan diri dengan alam lingkungan.

Saya juga pernah belajar tentang kehidupan di pondok pesantren. Dalam pondok pesantren yang masih tradisional kadang kala ada yang masih sangat ekstrim dalam hal makanan yang dikonsumsi. Ada yang cuma makan nasi ditambah daun singkong rebus ditambah garam sedikit. Walaupun saya tidak sampai seperti itu, namun saya juga tidak terlalu banyak mengonsumsi daging. Terutama daging kambing dan sapi. Saya rasa asupan yang kita masukkan ke dalam tubuh juga berpengaruh terhadap tingkat kekhusyukan dalam beribadah. Yang saya tahu dari teman-teman saya yang sudah sering dan rutin melakukan meditasi, mereka yang berpola hidup vegetarian akan lebih mudah untuk merasakan sensasi ketenangan dalam meditasi.

Dalam hal ini saya tidak menganjurkan Anda untuk mengikuti apa yang saya lakukan. Saya hanya berusaha membeberkan sedikit alternatif yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan potensi pengistirahatan Anda secara total walaupun dalam keadaan beraktivitas. Wudhu dan sholat sebagai padu padan paket relaksasi. Jika Anda umat muslim dan sudah capek-capek mengeluarkan uang banyak hanya untuk mendapatkan ketenangan pikiran dalam sesi latihan yoga yang membosankan, atau menghabiskan waktu berharga Anda berkumpul bersama keluarga untuk melakukan relaksasi di spa, silakan mencoba untuk memaksimalkan gerakan sholat dan menyempurnakan wudhu Anda. Jika telah merasakan sensasinya, saya yakin Anda dapat berpikir ulang untuk mengalokasikan anggaran rumah tangga untuk keperluan yang lain daripada harus menanamkannya di pusat-pusat kebugaran.

Saya tidak menganggap olahraga di pusat kebugaran itu jelek. Olahraga tetap penting, namun usaha untuk memaksimalkan tujuan demi memperoleh ketenangan batin dan jiwa, bisa juga didapatkan melalui ritual ibadah. Jadi, ibadah yang kita jalani bukan hanya semacam ritual harian yang hanya berarti sebatas ritual semata. Ada semacam filosofi yang menyisip untuk dimengerti. Pernahkan Anda bertanya, mengapa orang sholat harus ada gerakan ruku', harus ada gerakan sujud, ada gerakan berdiri, dan ada gerakan duduk? Mengapa tidak berdiri saja, atau duduk saja, atau sujud saja? Tentu saja penjelasannya tidak hanya ' ya memang sudah begitu dicontohkannya'. Namun penjelasan yang lebih masuk akal adalah karena titik-titik dalam tubuh manusia yang harus dilenturkan dan harus direlaksasi tidak hanya ada di satu bagian tubuh saja. Saya yakin ada sesuatu yang tersembunyi mengenai keajaiban gerakan di balik ritual beribadah itu bagi kesehatan. Hanya saja saya belum tahu namanya.

Ibadah dan aktivitas kehidupan memang harus bersinergi. Alam jiwa, alam pikiran, dan alam jasmani harus bersinergi demi membentuk harmoni yang seimbang. Ketidakseimbangan salah satu darinya bukan tidak mungkin akan mengakibatkan penyakit yang tidak kita inginkan keberadaannya. Namun, ketika kita merasakan suatu ketiadaan harmoni antara tubuh dan jiwa, tidak ada salahnya kita mencoba untuk sejenak merenung, menjemput obat mujarab dari balik sajadah yang terhampar. Wudhu dan sholat bisa menjadi alternatif jalan keluar. Keluar dari hiruk pikuk kepenatan batin dan membebaskannya dengan menggapai kehidupan yang merdeka dalam suatu perayaan keheningan melalui meditasi islami. Selamat mengalami.


Gambar dipinjam dari sini.

1 comment:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...