Monday, October 19, 2009

Menerjemahkan HIDUP

Pekerjaan. Rutinitas. Kebosanan. Pernahkah Anda merasa terperangkap dalam sebuah situasi yang sama selama beberapa hari? Apakah Anda merasa nyaman dengan rutinitas yang selama ini Anda jalani? Apakah Anda pernah merasa pusing dengan kehidupan yang monoton berlaku dalam hidup layaknya sebuah pakem? Jika Anda merasakan hal demikian, yang perlu Anda lakukan hanya satu. DIAM. Mulailah mengevaluasi diri dan mengevaluasi hidup yang Anda jalani. Situasi yang demikian merupakn momen yang sangat tepat untuk melaksanakan sebuah langkah besar dalam diri yaitu merumuskan tujuan Anda berada di alam fana ini.

Mengapa hal itu harus dipertanyakan? Saya merasa perlu untuk membuat tulisan ini karena banyak orang, termasuk saya sendiri mungkin, tidak banyak tahu mengenai tujuannya menjalani kehidupan. Apakah penting? Tentu saja. Karena menurut saya, orang yang semakin cepat tahu dan paham mengenai arah dan tujuan hidupnya, akan lebih teratur dan tertata kehidupannya. Dan seperti yang saya katakan tadi bahwa mengapa hal-hal seperti ini perlu dibahas yaitu karena saya tergelitik dengan perkataan Socrates bahwa 'Hidup yang tidak pernah dipertanyakan, sesungguhnya adalah hidup yang tak pernah layak untuk diteruskan.'

Menyambung perkataan Socrates di atas, saya pribadi mengajak untuk diam sejenak, melemaskan otot-otot agar lebih rileks, mengendurkan pikiran-pikiran yang terlalu fokus untuk sejenak mengevaluasi diri dan belajar merumuskan sesuatu yang mungkin belum pernah terlintas dalam pemikiran Anda yaitu apakah tujuan Anda hidup di dunia? Apabila belum ada jawaban yang terlintas atau apabila pertanyaan tersebut terlalu berat untuk dijawab, Anda tidak perlu bersusah payah untuk menemukan jawabannya. Jawaban yang Anda cari sebenarnya sudah ada dalam diri Anda. Hanya dibutuhkan sedikit keheningan dan sebuah tamasya pribadi ke dalam diri Anda. Itulah saat di mana dialog dengan diri diperlukan demi sebuah pencapaian tujuan yang sebenarnya: penemuan jati diri.

Tulisan ini dibuat bukan untuk memusingkan Anda. Kalau merasa pusing atau malah bingung, Anda bisa berhenti sampai di sini. Saya akan tetap jalan terus. Ide awalnya adalah karena saya, yang belakangan menyadari bahwa hidup yang saya jalani sungguh-sungguh typical dan monoton. Segala rutinitas sepertinya berjalan begitu saja setiap hari hingga saya tanyakan apa sebenarnya esensi dari hidup yang saya jalani. Untuk apa hidup kalau tipe kehidupan yang sama sudah ada atau bahkan sudah banyak yang melakukannya. Jika Anda memilih tipe kehidupan yang sama dengan orang lain (maksudnya sama-sama rutin dan monotonnya sehingga tidak pernah memahami seninya orang hidup), Anda termasuk salah satu pecundang paling sukses di dunia karena setidaknya Anda masih punya rutinitas untuk dijalani. Jika Anda tahu tujuan hidup, Anda paham untuk apa hidup, Anda termasuk manusia yang merangkak menuju kebahagiaan hidup. Kebahagiaan batiniah.

Ketika saya sadari bahwa saya terjebak dalam rutinitas yang melenakan pemikiran, saya mencoba untuk mereka ulang dan membuat peta kehidupan, mencoba menemukan keping-keping jawaban atas keresahan-keresahan dalam pemikiran yang menjadi isu penting dalam hidup yang saya jalani. Sesuatu yang tidak mudah sebetulnya karena selain menuntut kesadaran akan keterbatasan diri, juga menuntut sebuah kebesaran hati untuk melepaskan segala sesuatu yang memang belum menjadi hak hidup kita.

Alam bawah sadar saya agak tersentil sebenarnya saat beberapa hari yang lalu menonton film The Rebound karya Bart Freundlich yang dibintangi oleh Catherine Zeta-Jones dan Justin Bartha. Film ringan sebenarnya. Tapi dari karakter yang diperankan oleh Justin Bartha yaitu sebagai karyawan di sebuah kedai kopi yang akhirnya menjadi pengasuh anak-anak, saya banyak belajar mengenai hidup. Saya menyenangi dunia yang penuh dengan nuansa anak-anak, dongeng-dongeng fantasi, kehangatan keluarga, dan terutama kebiasaan dongeng sebelum tidur.

Kehidupan yang ditampilkan sebenarnya juga merupakan jenis kehidupan yang sederhana. Mungkin karena secara emosional kehidupan tersebut sangat dekat dengan apa yang saya jalani atau pernah saya alami. Ada semacam kerinduan untuk menghadirkan kembali nuansa kehidupan serupa di dalam kehidupan saya yang secara sadar berusaha saya petakan untuk saya jalani di kemudian hari. Sebuah kehidupan di mana semuanya serba sederhana, hangat, dan penuh cinta. Sebuah lembaran hidup yang menuntut saya untuk secara sadar dan ikhlas memberi tanpa berharap untuk mendapatkan hal serupa kembali. Sebuah pilihan hidup yang menawarkan sebuah jawaban bahwa kemewahan tidak selamanya mampu menjadi berhala yang harus diagungkan dan dipuja. Sebuah kehidupan yang memberikan sebuah peran sebagai penabur kasih sayang dan perasaan damai yang mengayomi.

Mungkin inilah yang saya sebut sebagai proses menerjemahkan hidup. Mencoba menguraikan sesuatu yang typical dan monoton menjadi sebuah pemahaman akan sesuatu yang sangat esensial: menemukan hakikat kehidupan. Jika Anda masih bingung mencerna tulisan ini, versi ringkasnya adalah demikian, kemudahan kehidupan yang Anda jalani akan didapatkan jika Anda benar-benar tahu dan paham tentang tujuan Anda hidup di dunia. Cara mendefinisikan tujuan tersebut adalah dengan mengidentifikasi dan merumuskan segala sesuatu yang menjadi passion, menjadi keresahan-keresahan dalam pemikiran yang menuntut sebuah jawaban.

Jika Anda sudah benar-benar yakin dan paham tentang konsep tujuan hidup yang Anda petakan, jalani rumusan tersebut dengan sepenuh hati karena itulah rel kehidupan berikut paket konsekuensi yang sudah Anda pilih. Yakinlah bahwa orang yang hidup berdasarkan pilihan-pilihan yang secara sadar ia tentukan, lebih cepat merasa bahagia daripada mereka yang hidup mengalir saja. Kehidupan yang kita jalani ini sangat berharga dan sangat sederhana. Hanya dibutuhkan satu kode istimewa untuk mendapatkan kebahagiaan hakiki yang kekal. Suara hati nurani.


Gambar diambil dari sini.

3 comments:

  1. bagus tulisannya... penuh perenungan... dapat inspirasi dari pengalaman hidup ya mas...

    ReplyDelete
  2. Akhirnya dirimu menulis tentang ini juga, he he. Aku g'tahu kenapa akhir2 ini kamu dan aku kayak ngalamin sesuatu yang identik, seperti sedang menuju sesuatu yang mungkin sama2 belum kita sadari...tapi cepat atau lambat kita akan mengalaminya,,,Semangat buat kita berdua di, ^^, as usual i love your post

    ReplyDelete
  3. @ Sukma : terima kasih sudah berkunjung. hehehe. hanya corat-coret saja mbak Sukma ;=)

    @ Rio : kalau membaca tulisan-tulisanmu sih kayaknya iya, cuma mungkin beda penamaan saja. Thanks for coming. Keep writing ;=)

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...