Thursday, January 26, 2012

Spesial 25


Belum bisa disebut pagi, tapi ayam sudah antri untuk berkokok. Tak saya sadari bahwa hari itu merupakan hari jadi bagi saya. Tak pernah selintas di pikiran saya untuk mengharapkan sebuah ucapan selamat ulang tahun, apalagi sampai mengharapkan kado dari seseorang. Memang, dalam keluarga saya, tak pernah ada acara ulang tahun. Apalagi sebuah pesta. Tak diperlukan semua hiruk pikuk hanya untuk berbahagia atas lenyapnya beberapa detik jatah waktu kita menghirup udara bumi. Tak ada artinya pula sebuah ucapan selamat yang terucap tepat di pukul 00.00 WIB. Tapi, saya hanya bisa diam membatin. Sesuatu yang menurut saya tidak penting, mungkin akan dianggap istimewa. Sekalipun itu biasa saja.

Malam itu, keheningan malam saya terusik dengan sebuah pesan singkat yang masuk ke dalam ponsel saya.
"Adie, Selamat ulang tahun ke-25. Semoga panjang umur, sehat-sehat, dan rejeki lancar, tercapai yang dicita-citakan. Bapak ibuk hanya beri kado doa. Cium selamat dari jauh. Amin."
Ibu. Siapa lagi kupikir. Beliau selalu menjadi orang pertama yang memberikan ucapan selamat. Dan itu hampir selalu diucapkan tepat setelah jarum jam berdentang dua belas kali. Apakah tepat kalau dikatakan sebagai ucapan. Toh, jarak yang terbentang seakan menciptakan spasi di antara kita. Tapi saya yakin bahwa doanya sanggung menjembatani hati kita berdua. Bukti nyata bahwa apa yang saya anggap tinggak penting, bisa menjadi hal yang istimewa bagi orang lain. Sesuatu yang saya anggap sederhana, justru bisa jadi dianggap luar biasa oleh orang yang menyayangi kita. Kembali, saya kembali terdiam gugu. Tak sanggup merangkum semua anugerah Tuhan Yang Maha Baik dan Bijak, yang tak lelah-lelahnya untuk mengingatkan saya bahwa ada sejuta cinta yang menunggu untuk disambut di luar sana, ada asa yang harus dicita, dan banyak harapan dari orang-orang terdekat untuk segera diwujudkan.

Belum terbebas dari rasa kantuk, saya akhirnya berniat untuk berbagi kebahagiaan dalam tulisan untuk siapa saja yang berulang tahun di hari yang sama dengan hari jadi saya. Anggap saja sebagai kado virtual bagi siapa saja yang menganggap bahwa hari ulang tahun adalah hari istimewa yang patut dikenang dan diisi dengan selusin pesta. Saya hanya menulis sebuah postingan berjudul Selamat Ulang Tahun. Semoga yang berulang tahun selamat. Dunia dan akhirat.

Kalau orang berdoa sambil menutup lilin tanda mulai dikirimnya doa seiring mengepulnya asap lilin, saya justru berdoa dalam keheningan tanpa cahaya. Saya pikir, cukuplah saya dan Tuhan saja yang tahu apa yang saya minta. Permintaan. Saya sebenarnya sungguh malu karena harus selalu meminta kepada Tuhan. Tapi, saya pikir, itulah makna bahwa Tuhan itu Maha Kaya. Sehingga, siapapun makhluk melata di dunia, tak perlu meminta ke mana-mana kepada selainNya. Dan saya pun pulas, terhanyut dalam alam mimpi, sampai pagi tiba.

Pagi yang akan mengawali hari yang 'luar biasa' .....

..... tapi sebenarnya biasa saja. Sungguh, saya memang bukan manusia pesta. Saya tak pernah tahu kalau di kantor disambut dengan sebuah 'perayaan' kecil dan sejumlah ucapan sederhana dari beberapa teman dekat. Mungkin itu adalah perayaan ulang tahun yang pertama dalam sejarah hidup saya.

Sebuah kue mungil dan setangkai mawar putih. Tak tahu maksudnya apa. Yang jelas, itu mungkin dianggap sebagai sebuah apresiasi untuk menghormati dan menghargai saya ... apa adanya.


Kembali saya termenung. Saya merasa keberadaan saya di sini memang 'ada'. Senang, bahagia, bercampur haru. Saya tak sanggup mengungkapkan perasaan berdebar yang pertama kali dalam hidup saya. Seakan baru saja menerima beasiswa sekolah di Belanda, sesuai harapan saya. Diberkahi secuil nikmat berupa perhatian dari orang-orang terdekat, meski dipisahkan jarak, membuat saya merasa malu. Malu belum dapat menjadi seperti apa yang mereka kira. Malu karena hingga kini jarang bisa bersua dalam waktu yang agak lama. Malu karena belum bisa membalas jasa dan kebaikan mereka semua. Tapi, di luar itu semua, saya hanya ingin mencintai mereka apa adanya secara sederhana, dengan cara yang menurut saya istimewa.

Saya mungkin tak punya banyak harta karena memang bukan (anak) orang kaya. Tapi saya hanya berharap bisa terus maju bersama-sama dengan orang-orang tercinta. Melaju dalam hidup yang terasa baru setiap hari. Belajar memberi makna dalam setiap jeda. Dan, tak lupa melayangkan sejumput doa, melului momen hening yang penuh doa puja. Kamu semua yang di sana, saya hanya bisa berucap terima kasih, untuk semua kenangan istimewa yang pernah terjadi atau akan terjadi dalam episode hidup kita selanjutnya.

Terima kasih untuk doa dan 'pesta' sederhana dan mampu mengejutkan saya. Saya angkat topi untuk kalian semua.

Salam Cinta,

~Adie~

*Postingan ini diikutsertakan dalam lomba posting di dBlogger

2 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...