Friday, June 25, 2010

Episode #30: Meet and Greet with Trinity (The Naked Traveler)

Jalan-jalan. Apa enaknya sih? Tadinya saya memang sudah suka jalan-jalan. Tapi acara jalan-jalan saya masih sebatas jalan-jalan biasa. Maksudnya tidak dengan gaya backpacking, tidak seperti seorang traveller, dan jauh sekali dikategorikan sebagai sebuah acara petualangan. Paling banter jalan-jalannya masuk dalam kategori rekreasi yang lazimnya dilakukan oleh siswa SMP atau anak kuliah yang mengadakan acara karyawisata. Begitu masuk dalam kejamnya dunia Jakarta, tahulah saya beberapa orang yang suka jalan-jalan dalam arti yang lebih menarik, lebih ada tantangannya, dan lebih punya seni. Dan saya sudah beberapa kali jalan-jalan ala itu.

Seninya jalan-jalan bukannya dalam bentuk bisa menikmati pemandangan indah, menginap di hotel mewah, atau naik transportasi kelas eksekutif. Yang dimaksud seninya jalan-jalan di sini adalah pengalaman-pengalaman yang tidak bisa didapat kalau kita ikut paket tour. Jadi, jalan-jalan yang dilakukan di sini adalah jalan-jalan independen yang musti kita siap-siapin semuanya sendiri. Mulai dari reservasi tiket, penginapan, dan lain-lain. Kejadian yang dialami pun juga macam-macam. Kadang kejebak macet, pesawat yang delay, dapat hotel dengan harga yang miring, makan di tempat yang murah meriah tapi enak, kenal dan bercengkarama dengan orang yang sama sekali asing sebelumnya, atau mengalami pengalaman pahit seperti ketemu hantu, dicopet, dan lain-lain.

Selain karena sharing pengalaman dengan teman-teman sesama penyuka jalan-jalan, saya membaca buku The Naked Traveller karya Trinity. Dari buku ini, banyak sekali ide atau keinginan untuk mengunjungi tempat-tempat yang pernah dikunjungi oleh Trinity dengan gaya jalan-jalannya yang unik dan 'lucu' saat diceritakan. Eh, setalah 3 bulan saya beli bukunya, tiba-tiba ada pengumuman dia akan datang dalam acara sharing jalan-jalan di Teras Kota, BSD, Serpong, Tangerang Selatan. Wah daerah jajahan itu. Asik asik asik. Akhirnya pada Kamis sore tanggal 24 Juni 2010 saya meniatkan untuk datang di acara tersebut. Selain pengen tahu pengalamannya langsung tentang jalan-jalan, tanda tangan di bukunya, saya juga pengen minta foto buat nyirik-nyirikin teman-teman yang kenal dengan Trinity juga.

Sore menjelang, kerjaan kantor selesai. Pas banget buat capcus ke tkp. But, too bad. It was rainy outside. Akhirnya ditunda dulu. Sholat magrib dan 'dandan' dikit karena memang gak sempet mandi. (kayaknya gak ada yang tahu soal ini). Setelah hujan reda, akhirnya sampai juga. Seperti biasa Teras Kota sudah ramai dengan pengunjung. Tapi, setelah saya perhatikan, ternyata kebanyakan adalah anak-anak ABG usia SMU. Yah, pantesan, ini kan ada acara Terakustik, acara musik anak-anak BSD di Teras Kota. Ditambah pula ada nobar Piala Dunia. Wah asik banget jadinya.
Setelah itu, daripada bete sendiri, saya memutuskan untuk ikut dalam euforia acara anak-anak ABG ini. Yah, berasa tuir sih, secara yang ada di sini (kebanyakan setelah saya perhatikan) anaknya menye-menye gitu dan heboh kalau ketemu ama temen-temen se-gengnya. Lah, padahal tadi kan baru ketemu di sekolah. Capek deh banget kan nglihatnya. Dengan pasang muke gaul saya ikutan menghambur di kerumunan sambil sesekali cekrak-cekrek kalau ada 'objek' bagus. Dan kalau musiknya lagi asik dan break dancenya asik, badan seperti gerak-gerak sendiri buat ikutan nge-dance. Musiknya happening sekali untuk acara-acara kayak gini. Berasa seperti ada di dalam diskotik. Begitu kira-kira ada 4 peserta yang perform dance mereka, acara diselingi dengan talkshow. Inilah sebenarnya yang saya tunggu-tunggu. Ternyata Trinity tidak sendirian. Ada beberapa orang backpacker yang juga ikut sharing dalam acara ini. Tapi maaf, saya lupa namanya. Terlalu sibuk dan terpesona dengan anak-anak muda yang meskipun dingin dan berhujan gini, masih juga gaya pakai tanktop dan celana pendek. Saya saja pakai pakaian lengkap plus jaket jeans. Acara berlangsung lancar, setelah acara-acara dance yang kata orang-orang 'acara gak jelas' (tapi saya suka kok), acara talkshow mungkin agak lebih 'down' secara sharingnya adalah kegiatan backpacker. Bagi anak-anak kota ini, menurut saya ini, jarang banget yang punya keinginan kuat untuk jalan-jalan dengan cara itu. Kebanyakan lebih suka jalan-jalan rame seperti rekreasi atau tamasya keluarga yang fun dan gak mau capek. Sebenarnya kalau boleh mengulang waktu, saya ingin memulai acara backpackeran ketika masih muda (usia sekolah at least SMU) karena lebih banyak waktu luang dan belum banyak masalah yang perlu dipikirkan. Yang diperlukan saat backpackeran sebenarnya hanyalah niat dan kemauan untuk langsung jalan saja tanpa banyak pemikiran ini itu. Soalnya kalau banyak sekali pertimbangannya, saya yakin kegiatan tersebut justru tidak akan terlaksana.

Dan surpraise dari acara ini, begitu giliran Trinity akan diajak ngobrol, hujan tiba-tiba datang dengan derasnya. Perabot panggung dan sound system dipindah ke dalam ruangan. Panelis diungsikan ke tempat yang lebih nyaman. Dan penonton yang budiman disuruh mencari tempat berteduh sendiri-sendiri. Ya elah. Tadinya saya udah jiper aja kalau sampai gak dapet foto dan tanda tangan Trinity, secara saya sudah bela-belain datang, bisa terlambat nonton bola, yang mana kalau nyampai rumah sebelum jam 9 malem, alamat tv bakal on line dengan sinetron. Oh no. Hujan masih bergulir deras. Para penonton masih asik gosip sana gosip sini. Dan saya semakin terasa jadi orang aneh di antara alien-alien ABG ini. Saya perhatikan, Trinity sedang bercengkerama dengan sepasang suami istri Tionghoa sambil tak henti-hentinya ngebul. Hahaha. Menjelang acara piala dunia mulai, belum ada tanda-tanda hujan reda dan acara akan di mulai. Panitia sepertinya sibuk untuk mengarrange ulang acara untuk dipindahkan ke dalam ruangan.

Saya yang mulai bete, akhirnya mulai mencari-cari cara supaya dapat tanda tangan dan foto-foto agar pulang tidak dengan tangan hampa. Saya mencari-cari panitia yang kelihatan paling sibuk, itu saya anggap sebagai koordinator acara atau ketua panitia. Kebetean saya mulai bertambah saat Trinity diungsikan ke dalam Hotel Santika. Yah bisa batal foto-foto dong. Akhirnya, saya samperin satu orang yang belakangan saya tahu namanya Edwin. Saya minta diantarkan ke dalam untuk minta tanda tangan. Dengan muka welcome si Ebing (panggilan si Edwin) mengajak saya masuk ke Hotel Santika yang ternyata menuju ke ruang rapat di basement (bukan di kamar hotel, yailah). Dan di situlah sodara-sodara saya ketemu dengan yang namanya Trinity Traveller itu. Horay.

Pertanyaan standar pun di sampaikan. Dari mana tahu acara ini, bagian buku mana yang paling menarik, dan blablabla. Karena saya sendirian di sini (semuanya panitia soalnya) jadi agak sedikit gugup jawabnya, padahal sih karena kedinginan dan belum makan dari siang. Kalau saya perhatikan Trinity memang -maaf- gendut, udah jelas dong. Saya jadi teringat dengan tokoh kartun favorit saya, Baby Huey. Tapi, memang saya akui pintar. Kelihatan dari bahasanya. Dan satu hal, mandiri. Biasanya orang-orang seperti ini menyukai tantangan dan jarang disepelekan oleh orang lain, bicaranya ceplas-ceplos, dan gaul. Saya juga merasa nyaman berada di antara orang-orang ini karena (sepertinya) tidak menye-menye, well in education, dan easy going. Setelah acara tanda tangan di kedua buku The Naked Traveller dan foto-foto (saya belum punya buku Duo Hippo Dinamis, saya gak suka komik), semua orang keluar dari ruangan sempit ini menuju Teras Kota. Sedianya acara akan dilanjutkan di dalam ruangan, tapi karena acara piala dunia juga sudah mulai, maka panitia memutuskan mengganti acara serupa di kemudian hari.

Saya dan Trinity

Bagi saya acara ini gak sia-sia. Saya sudah dapet foto bareng, tanda tangan, dan sedikit sharing tentang pengalaman berbackpackeran. Karena acara piala dunia sudah mulai, saya langsung melesat ke hall utama Teras Kota, mencari tempat paling nyaman buat nonton, dan ikut dalam euforia piala dunia. Wah bakal seru ni, secara yang maen Slovakia vs Italia. Asik asik asik. Walaupun begitu, setelah Slovakia menang 3-2 atas Italia, saya pulang dengan hati riang. Gak papa deh Italia kalah, yang penting udah ketemu Trinity (lho?).

Siapa tahu suatu saat bisa nonton bola langsung di daratan Eropa dan foto-foto sama pemain-pemain bola dengan tahu caranya jalan-jalan asik. Siapa tahu kan? hehehe ;=)

Suasana nonton bareng Piala Dunia 2010 di Teras Kota, BSD, Serpong

Narsis dulu saat break. yahay ;=)

4 comments:

  1. Jalan-jalan terus ini sepertinya. Enak ya punya kamere lalu bisa di publikasikan di blog. Sayangnya saya tak punya kamera.

    ReplyDelete
  2. travelling is (one of) my passion hehehe, selain bwt refreshing ya sekalian nglihat budaya di daerah lain, siapa tahu ada yang lebih bagus dari kita, kan bisa buat belajar juga hehehe. Kalo kamera, beli hape yang ada kameranya aja bos, lebih praktis, murah kok ;=)

    ReplyDelete
  3. wedew pasti asyik ketemu langsung tokoh idola. eh nih blog kebanyakan widget yah dan java? jadi luambretta dan putus putus

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...