Thursday, June 24, 2010

Episode #29: Cerita dari Bilik Toilet (1)

Pergi ke manapun saya ketika sedang trip, tempat pertama yang saya cari adalah toilet. Mau berangkat ke terminal, stasiun, atau bandara biasanya ke toilet dulu. Begitu sampai di tempat-tempat tersebut, setelah cek tiket, jadwalnya ya ke toilet. Setelah naik moda transportasinya, biasanya sih begitu sampai musti ke toilet juga. Haduh. Sepertinya hidup ini tak mau jauh-jauh dari toilet.

Berangkat dari blusak-blusuk di bermacam-macam toilet, mulai toilet stasiun, terminal, bandara, pom bensin, hotel, rumah penginapan, bus, kereta, warung, sampai di mal, bioskop, losmen, rumah orang gak kenal, saya jadi mengenal macam-macam toilet. Ada toilet nyaman yang membuat saya jadi gak nyadar kalau kelamaan di kamar mandi. Ada juga toilet bau dan jorok yang membuat saya gak jadi melakukan 'tugas' saya di situ. Kalau lagi jalan ke rumah, kontrakan, kos-kosan, atau ke mana gitu biasanya sih yang saya lihat toiletnya dulu. Kalau toiletnya bersih, ya berarti orang yang punya juga rajin dan cinta kebersihan. Kalau kotor berarti ya ... gitu deh.

Toilet yang pernah saya pakai terbilang unik-unik. Ada yang bak penampungannya tinggi sehingga musti usaha kalau ambil air pas jongkok, ada juga yang bak penampungannya ceper (baca: rendah) sehingga musti hati-hati agar kalau pipis gak nyiprat ke bak. Ada yang kamar mandinya luas seukuran kamar saya di rumah, ada pula yang ukurannya kecil kayak gudang tempat menyimpan sapu. Ada yang berair asin dan rata-rata berair pam. Ada yang 'sepi', ada pula yang berhantu.

Toilet berhantu kan kedengarannya serem ya. Tapi sebenarnya kalau kita gak bikin ulah dan bersikap wajar, makhluk di alam lain itu juga gak bakalan ganggu kok. Ceritanya begini, beberapa teman trip saya ada yang mempunyai kemampuan untuk melihat makhluk-makhluk halus seperti itu. Entah dari mana mereka belajar mengasah kemampuan supranaturalnya saya tak begitu paham. Dan dari merekalah cerita-cerita toilet 'berpenghuni' mulai sedikit mengganggu trip saya.

Pertama, waktu liburan di Pulau Belitung, kita menginap di salah satu hotel yang langsung menghadap pantai. Alasannya supaya kalau pagi dan sore bisa jogging tak jauh-jauh dari kamar. Katanya sih hotel itu milik anak salah satu mantan presiden RI. Wadeh, pantesan bagus. Dan tarifnya selangit. Untung kita rame-rame, jadi harganya bisa dibagi rame-rame pula. Kasurnya memang empuk, saya yang kecapekan kelayaban seharian langsung tepar waktu nyium aroma bantalnya. Dan yang paling membuat nyaman adalah kamar mandinya yang seluas ruang keluarga dengan atap yang sebagian membuka langsung ke langit. Jadi, kalau kita mandi di showernya, serasa mandi telanjang di lapangan terbuka. Namun demikian, pas malam datang, tiba-tiba si Ari bilang 'pren, temenin gue ke toilet, gue gak berani pipis sendirian.' Saya dan teman-teman langsung pada ketawa-ketiwi dong, secara dia udah tuwir masak takut pipis sendiri. Apa mau dipegangin coba. Ternyata, setalah selesai ditemenin, dia bilang 'di toilet itu ada hantunya. hantunya cewek, taringnya panjang, ada tanduknya, udah gitu di ujung bibirnya ada darah ngalir kayak iler, rambutnya panjang. yang bikin ngeri bukan itu, tapi matanya. Matanya awas terus gak berkedip mengarah ke sini. ke aku maksudnya'. Lah dalah. Uka-uka ini namanya.

Padahal niatnya nginep di sini kan mencari sedikit kenyamanan. Udah gitu semua pada jiper ketakutan ke toilet. Tapi untungnya hantu iblis wanita itu cuma ada di kamar si Ari. Di kamar yang saya tempati bebas hantu. Hahaha. Secara raja hantunya nginep di sini. Si Bambang maksudnya, si hantu laut. Namun begitu, setiap kali mau ke toilet biasanya semua lampu saya nyalakan, suara tivi saya besarkan, dan selalu ngobrol dengan teman walaupun ketutup ama pintu dan tembok. Duh. Dan segala sensasi uka-uka itu akan berakhir setelah tepar tidur semua dan tak lama kemudian pagi menjelang.

Trip Uka-uka versi hantu toilet yang kedua saya alami saat trip ke Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Waktu trip ke situ memang kita gak ikut paket tour. Jadi berangkat dari rumah langsung ke Tidung via Muara Angke. Gak jelas mau nginep di mana pokoknya kalau sampai gak dapet penginepan, kita mau tidur di masjid atau di pelabuhan. Tapi, pas di perahu, saya ngobrol dengan salah satu penumpang yang ternyata penduduk asli Tidung. Setelah ngobrol ngalor-ngidul, saya tanya apakah saya dan teman-teman boleh nginep di rumahnya. Ternyata rumahnya sudah penuh, tapi ada rumah saudaranya yang available. Begitu sampai, melihat rumahnya, dan ternyata harganya cocok dengan kantong kita, akhirnya kita check in.

Dan mulailah acara 'keajaiban-keajaiban' itu. Waktu kita lagi ngobrol di depan tv, si Bambang melihat kemasan air mineral 1 liter mulai bisa berdiri dengan miring. Tapi dia diam saja. Dia kucek-kucek matanya takut salah lihat eh setelah dilihat lagi, botolnya tetep saja berdiri dengan miring. Busyet. Setelah malam menjelang, tiba-tiba si Bambang bilang 'entar jangan pada tidur dulu ya sebelum gue tidur. trus lampu ruang tamu jangan dimatiin'. Semua pada mikir kenapa si Bambang tiba-tiba jadi aneh. Karena semua sudah pada ngantuk, jawabannya baru kami ketahui keesokan harinya. Di pojokan deket kulkas yang menuju kamar mandi, ada cewek yang nglihatin terus. Ciri-cirinya juga gitu, mata melotot, bertanduk, bibir ngiler darah di ujungnya, dan tak henti-hentinya menahan kedip. Mampus. Dia naik turun menyusuri dinding sambil melotot ke arah kita. Bagus deh. Nanti kalau mau ke kamar mandi biar ditemenin sekalian.

Yang sial kalau masalah hantu-hantuan tetap saja si Bambang. Semua sudah pada tidur, termasuk Bambang sudah mimpi indah lengkap dengan suara ngoroknya yang bising kayak bajaj. Tiba-tiba saja, Suhaidi merasa kedinginan. Ia gak bisa tidur karena kipas anginnya menyala terus dan lampunya terlalu terang. Diam-diam dia matikan kipas angin dan lampu ruang tamu. Barulah Suhaidi bisa tidur pulas sampai pagi. Di sisi yang lain, Bambang musti tidur dalam lampu terang dan kipas angin menyala. Karena kepanasan (dosanya keluar ini hahaha) si Bambang tiba-tiba kebangun. 'Sial' katanya. Kalau sudah bangun dia susah tidur lagi. Apalagi yang lain-lain sudah tepar semua. Itulah saat-saat si Bambang 'main mata' bareng si hantu. Eh selidik punya selidik dia tidak tidur sampai anak-anak bangun keesokan paginya.

Untung acara trip keburu selesai, setelah mandi dan rapi, kita cepat-cepat balik ke Jakarta karena ada salah satu anggota trip yang harus ibadah. Yah, Tuhan memberkati. Hehehe. ;=)

PS: Baru nyadar, hantu-hantu pada gentayangan soalnya yang trip hantu laut semua.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...