Friday, January 01, 2010

2010: Sebuah Awal yang Baru

Hari pertama di tahun 2010 baru saja terlewati. Tak ada yang benar-benar berarti hari ini selain kenyataan bahwa semakin bisingnya dunia ini dengan sederet perayaan dan peringatan sebuah tradisi dalam episode kehidupan. Kemarin malam ratusan kembang api bertaburan di angkasa untuk menandai sebuah pergantian tahun. Angkasa yang biasanya mendung tampak absen menghadirkan awan gemawan. Saya kebetulan ada di rumah saja. Tidak ke mana-mana. Menikmati film akhir tahun yang belum sempat saya tonton. Bukannya antisosial tapi lebih kepada menghindari kehirukpikukan. Bagi saya, gegap gempita perayaan pergantian tahun itu tidak harus diisi dengan pesta dan hura-hura. Karena momen tersebut biasa saja. Sama seperti pergantian hari yang biasa.

Tapi, datangnya tahun baru juga memberi tantangan baru buat saya. Ini berarti, saya harus mulai sadar juga kalau jatah waktu untuk hadir di dunia juga semakin sedikit. Saya dituntut untuk lebih realistis lagi memandang kehidupan, dalam artian hal-hal yang diinginkan sedikit banyak harus selalu diseimbangkan dengan kemampuan, waktu, dan keadaan yang mendekati kenyataan. Mimpi tetap harus dimiliki. Usaha masih harus terus dilakukan dan diusahakan. Sebenarnya saya tidak ingin membuat sebuah resolusi. Lebih tepatnya tidak biasa. Saya lebih suka menjalani kehidupan bukan mengalir seperti air, tapi teratur terencana tanpa dibebani perasaan membuat resolusi. Untuk hal-hal lain saya bebaskan untuk berjalan sesuai dengan tuntutan keadaan. Namun saya memiliki satu keinginan kecil yang menuntut untuk diubah, dilakukan, dan dicobaterapkan. Keinginan tersebut saya ikuti dari konsep hidup ratu sejagat yaitu 3B. Brain, Beauty, dan Behaviour. Saya pikir ketiga kata itu cukup untuk mewakili beberapa target di tahun 2010 ini.

Brain. Tahun ini menjadi semacam tantangan bagi saya untuk bekerja lebih semangat lagi, berkarya lebih serius lagi, dan berprestasi yang lebih tinggi lagi. Ada kehausan untuk membuktikan diri dan keinginan untuk selalu mengekspresikan hal-hal yang menjadi keresahan-keresahan yang mengganjal di hati. Sudah lama sebenarnya saya ingin belajar lagi. Sudah dua tahun saya bekerja dari waktu saya diwisuda. Saya kira, tahun ini sudah waktunya saya kembali ke bangku kuliah. Saya rindu untuk mendengarkan ceramah dosen, berdebat dan berdiskusi dengan para ahli ilmu, mengerjakan tugas-tugas dan makalah serta menemukan teman-teman baru. Tahun ini saya juga ingin memaksimalkan kemampuan bahasa asing saya yang baru setengah-setengah ini. Mempelajari ilmu perpajakan yang lama dilupakan akibat rutinitas. Membaca buku-buku dengan lebih variatif dalam hal tema, jenis, dan bidang ilmu. Tahun ini juga saya berencana untuk serius mengerjakan penulisan buku pertama saya. Semoga tidak berlebihan karena saya pikir semua hal yang saya pilih di atas mendukung dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Jadi, yang satu dapat mendukung kelancaran proses yang lainnya.

Beauty. Saya adalah orang yang paling cuek dengan yang namanya penampilan. Saya tidak terlalu suka berdandan. Namun, saya pikir setelah saya memasuki dunia kerja, tampil di beberapa acara, bertemu dengan orang-orang yang memiliki kuasa, memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, ada baiknya untuk menampilkan pribadi yang agak sedikit enak dipandang mata. Saya rasa, orang akan senang dilayani dengan pegawai yang rapi, bersih, dan enak dipandang. Maka dari itu, tahun ini (mungkin) akan banyak belanja fashion. Tahun ini saya juga akan mulai memakai kacamata akibat terlalu intensifnya berteman dengan komputer dan mengakrabi buku-buku. Hal ini saya lakukan sebagai upaya preventif agar minus saya yang 0,75 ini tidak bertambah lagi. Saya sebenarnya tidak terlalu suka memakai kacamata. Saya ingin mata saya kembali normal.

Behaviour. Ada satu buku yang belum sempat terbaca hingga kini. Buku karya Mien R. Uno ini berjudul Etiket. Saya ingin membacanya tahun ini. Beberapa buku juga sudah saya siapkan untuk dibaca di tahun ini. Beberapa merupakan buku pengembangan diri yang mengarah pada perbaikan perilaku dan pembawaan diri. Saya merasa perlu untuk mempelajari hal-hal tersebut karena sebagai pelayan masyarakat sedikit banyak perilaku saya akan dinilai. Saya juga merasa perlu untuk memperbaiki perilaku saya dalam hubungannya dengan orang tua, saudara, sahabat, rekan kerja, dan orang-orang yang saya temui di berbagai acara. Saya ingin membentuk perilaku kesopanan yang layak, kesantunan yang wajar, dan tingkah laku yang tidak dibuat-buat. Saya rasa kepalsuan yang kadang saya temui di forum pertemanan tidak selayaknya hadir dalam hidup saya di masa yang akan datang.

Saya kira itu semua merupakan batasan yang wajar untuk memulai sebuah proses kehidupan menuju hidup di masa yang baru. Ada proses pembelajaran dan transfer ilmu adalah poin penting untuk membuat hidup ini layak untuk dijalani. Saya sadar tantangan saya ke depan tidak gampang lagi. Masih ada PR yang menunggu saya untuk segera diselesaikan. Hal-hal yang jika tidak segera ditangani akan menjadi bumerang bagi diri saya di kemudian hari. Kadang, saya merasa hidup ini terlalu tidak adil untuk sebagian orang. Saya merasa harus menanggung kesalahan dari suatu hal yang tidak saya lakukan. Maka, rencana-rencana tahun ini semoga mendapat ridho dari Allah SWT dan semoga tidak ada halangan yang tiba-tiba saja datang tak terduga.

Ada banyak hal terlintas di kepala. Ada banyak hal yang ingin dilakukan. Ada serangkaian hambatan yang menghadang. Di atas semuanya, saya hanya ingin menyajikan suatu bentuk kehidupan di mana saya ditugaskan untuk turun ke dunia ini. Saya sudah mengetahuinya dan saya yakin saya bahagia dengan hidup yang saya pilih. Saya berusaha untuk menjalankan tugas yang saya ampu itu semampu saya. Saya yakin, akan ada hikmah dan kebahagiaan yang lebih besar lagi dari semua usaha yang kita lakukan dengan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab.

Tahun ini mungkin juga akan menjadi tahun di mana keluhan akan semakin mendapatkan porsi kecilnya. Saya ingin berhenti untuk secara periodik mengeluh dan menyalahkan nasib. Saya rasa mengeluh hanya akan menghambat diri saya untuk bergerak maju, berpikir mandiri, dan bekerja lebih inovatif dan kreatif lagi. Orang yang kerjaannya rajin mengeluh akan menjadi orang yang selamanya kalah, dilupakan oleh zaman, dan dijajah oleh perasaan. Saya tak akan menyerahkan diri saya yang berharga ini menjadi tawanan dan bulan-bulanan dari kebiasaan mengeluh yang saya pikir hanya akan membuat jiwa kita mati.

Di tahun baru 2010 ini banyak sekali harapan baru ditambatkan. Namun saya hanya ingin batasan di atas saja. Semoga batasan di atas dapat menjadi tongkat petunjuk yang mampu menuntun saya ke arah kearifan berpikir, kelayakan berperilaku, keberhasilan menapaki mimpi, dan kebahagiaan memaknai kehidupan. Sekali lagi, semoga tidak berlebihan. Itu saja.

Gambar dipinjam dari sini.

6 comments:

  1. mohon masukan dan saran bos
    http://suaidi2007.wordpress.com/2010/01/04/2010-berbicara-tentang-resolusi-hidup/

    ReplyDelete
  2. @ Mbah Jiwo : sebelumnya terima kasih sudah berkenan berkunjung, nanti saya akan baca blognya. Keep writing ;=)

    ReplyDelete
  3. salam... :) kunjungan perdana mas :)

    ReplyDelete
  4. Met tahun baru yach...semoga makiin sukses di tahun ini..amin :)

    ReplyDelete
  5. @ Puguh : belum tahu hehehe ;=)

    @ Diajeng : terima kasih, met tahun baru juga ;=)

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...