Thursday, June 03, 2010

Episode #4: Busy Bossy

Judulnya memang agak aneh dan tidak terlalu familier dengan telinga orang Indonesia. Tapi saya belum menemukan kata yang tepat untuk menerjemahkan istilah tersebut. Maka dari itu, judulnya tetap saya pertahankan dalam bahasa Inggris. Ok, kita abaikan saja perihal judul. Postingan kali ini saya ingin membagi sedikit pengamatan saya akan beberapa kejadian yang kerap ada di kantor. Tak peduli apa nama kantornya baik kantor pemerintah atau swasta pasti akan ada hal-hal yang akan saya jelaskan dalam postingan ini.

Pertama-tama, pernahkah Anda melihat ada orang yang sangat sibuk (atau kelihatan sibuk) terus setiap hari? Biasanya orang-orang seperti ini akan selalu kelihatan mondar-mandir kesana kemari, menjawab telepon hampir setiap waktu, berada di depan layar komputer seolah-olah tak ada waktu lain untuk bercengkerama dengan piranti digital itu, dan yang paling menyebalkan adalah suka marah-marah tanpa alasan bila pekerjaannya diinterupsi sebentar untuk sesuatu yang lain. Pernahkah Anda melihat ada orang yang begitu sok tahunya sehingga menganggap apa yang dilakukan oleh orang lain itu salah dan harus menggunakan formula yang dia yakini benar baru mendapat pengakuan kalau cara tersebutlah yang memang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Atau jangan-jangan, sifat yang saya deskrepsikan tadi ada dalam diri Anda. Saya tidak tahu dan tak ingin menebak-nebak. Jawaban yang pasti ada dalam hati Anda.

Yang saya yakini dari dulu jika melihat orang seperti itu, saya hanya berpikir bahwa saya baru saja bertemu dengan orang paling tidak berguna sedunia. Pecundang kelas teri yang patut untuk disingkirkan dari perhelatan kerjaan kantor. Dan percaya atau tidak, sebenarnya orang seperti itu adalah tipe orang yang paling tidak sibuk. Ia hanya akan melakukan suatu art of doing nothing. Kelihatan sibuk padahal santai, kelihatan kerjaannya paling penting padahal biasa saja, mau dibilang produktif tetapi hasilnya tak jarang nihil, dan jika mau dihitung antara hasil dengan biaya yang dikeluarkan, saya yakin bahwa hasilnya adalah lebih besar pasak daripada tiang.

Parahnya adalah apabila hal-hal itu terjadi pada diri kita. Jika suatu ketika (saya pikir) sedang berada pada posisi demikian, langkah yang biasa saya ambil adalah rehat sejenak. Keluar dari medan lagi kesibukan dan mulai merenung. Berpikir dan berhitung. Menimbang dan memperhitungkan. Berefleksi sejenak untuk menengok ke belakang. Menilai apakah ada hasil kerja produktif yang telah dihasilkan pada saat (merasa) sibuk. Jika hasil perenungan itu menunjukkan bahwa saya cenderung melakukan suatu art of doing nothing maka saya akan coba untuk merombak kebiasaan. Mengubah pola yang menjadi rumus baku sebagai rutinitas yang mengikat menjadi rumus baru yang sedikit lebih longgar dan rileks.

Saya biasa mengekspolasi hal-hal baru melalui beberapa langkah coba-coba. Melakukan sesuatu yang saya anggap baru, memaksimalkan kegiatan yang selalu ingin saya lakukan, dan memberikan penilaian secara periodik untuk kerja yang telah saya kerjakan. Jika formula baru itu bekerja baik untuk jenis kehidupan yang saya jalani, maka rumus tersebut akan saya adopsi dalam hidup saya sepanjang relevan dengan gaya hidup yang sedang saya jalani. Dan jika sudah mulai bosan dengan pola tersebut, maka saya mulai dari awal lagi untuk melakukan koreksi dan brainstorming dari awal lagi. Begitu seterusnya. Seperti proyek yang sedang saya kerjakan ini yaitu June Blogging Series, sebenarnya adalah salah satu pola yang sedang saya coba padu padankan dengan kehidupan yang saya jalani saat ini. Proyek ini juga menjadi semacam tantangan bagi saya untuk dapat melakukan bermacam-macam pekerjaan dalam waktu saya hampir bersamaan.

Saya berpikirnya begini. Setiap kita memiliki jatah waktu yang sama setiap hari selama kurang lebih 24 jam. Jika saya lihat ada orang yang bisa memaksimalkan waktunya untuk melalukan sesuatu yang menghasilkan artinya dia lebih produktif dari saya, terbersit satu pemikiran mengapa saya tidak bisa? Dari situ mengalirlah proses evaluasi dan refleksi diri. Memikirkan kendala-kendala yang menyebabkan saya tidak produktif dan mencari cara untuk menyingkirkan kendala tersebut dalam hidup saya.

Maka dari itu, saya selalu berusaha untuk melakukan sesuatu seefektif dan seefisien mungkin. Jika berada di kantor maka kalau memang sibuk saya juga kelihatan sibuk artinya tidak dibuat-buat. Jika memang santai ya kelihatan santai. Namun, untuk beberapa hal saya sering mengombinasikannya menjadi kelihatan santai walaupun sedang sibuk. Hal ini memang ada implikasinya yaitu adanya penambahan tugas baru dari atasan. Kata teman saya, bekerja di kantor saya ini memiliki prinsip 3 M yaitu jika kamu Mampu melakukan sesuatu dan Mau untuk melakukan sesuatu tersebut, maka yang akan kamu temui selanjutnya adalah Mampus. Mungkin agak ekstrem juga istilahnya. Cuma saja, memang manajeman di kantor saya agak kacau. Namun, karena saya tidak berada dalam posisi top management kantor maka saya hanya bisa mengoreksi sedikit-sedikit sesuai dengan kemampuan yang saya miliki dan sebisa mungkin membuat penyesuaian-penyesuaian yang tidak memberatkan orang-orang kantor.

Jadi, apapun tipe Anda, jika merasa menjadi orang paling sibuk sedunia, sudah waktunya berpikir bahwa sebetulnya Anda sedang tidak melakukan apa-apa? Sudah waktunya bagi Anda untuk duduk tenang dan mulai berefleksi. Selamat mengalami. Selamat menemukan DIRI Anda yang sebenarnya tanpa harus kehilangan jati diri Anda sebagai pribadi yang memang sibuk (pada waktunya) dan bukan kelihatan sibuk di semua waktu. Anda sendiri yang paling tahu orang seperti apa sebenarnya diri Anda?

Gambar dipinjam dari sini.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...