
Suatu ketika saya ke Bali rame-rame bareng teman-teman kantor. Dari awal saya memang selalu siap dengan baju ganti kalau mengunjungi suatu tempat. Alasannya, kalau baju kena najis bisa langsung ada gantinya dan tidak perlu harus repot-repot minta tolong teman untuk minjam baju ganti. Dan saya baru tahu kalau supir yang membawa mobil kami mengantarkan rombongan orang-orang eror ini ke suatu tempat 'mewah' yang belum kami dengar sebelumnya. Begitu lihat tempatnya, lah kok besar banget, lah kok kayak hotel gini, langsunglah pertanyaan paling krusial muncul. Bayar gak ya masuk ke tempat ini? Selidik punya selidik ternyata gratis. Wah, senangnya. Langsung deh blusak-blusuk ke dalam ruangan. Ternyata hall tersebut tersambung dengan ruang belakang yang ada kolam renangnya.


Yang paling menarik dari jalan-jalan adalah bergaul dengan orang setempat yang belum pernah kita kenal sebelumnya. Selain bisa belajar tentang kebiasaan suatu daerah, juga bisa tahu tentang tempat-tempat wisata yang tidak masuk dalam kategori turisme artinya tempat wisata tersebut tidak masuk atau tidak disebutkan dalam brosur-brosur pariwisata atau di web-web tentang objek wisata.

Orang Jakarta kalau pusing dan penat larinya kalau gak ke Puncak ya belanja-belanji ke Bandung. Kalau saya sih males harus macet-macetan untuk ke tempat tersebut kecuali kalau rame-rame bareng teman dan sekaligus ada acara. Tempat asyik saya untuk 'ngabur' kalau sedang penat adalah ke Garut. Kenapa Garut? Karena tempatnya sepi, agak 'desa' dengan nuansa pegunungan dan sawah membentang. Dan yang membuatnya semakin menggoda adalah adanya pemandian air panasnya.
Lain lagi ceritanya kalau saya pulang kampung. Lebaran merupakan momen wajib buat kumpul-kumpul dengan keluarga dan kerabat. Tapi kalau tiap hari cuma kumpul-kumpul kan gak asik. Akhirnya musti cabut keluar dari rumah. Tempat di Nganjuk yang layak buat disatroni mana lagi kalau bukan air terjun Sedudo. Airnya duingin banget sampai membuat badan saya jadi menggigil. Sangat kontras dengan mata air panas di Garut yang cozy banget. Tapi karena ini kampung halaman dan saya merasa terpanggil untuk menyebarkannya kepada orang lain, akhirnya mandi dan berfotolah saya di sini.
Entah mengapa saya senang sekali kalau jalan-jalan ke Sedudo. Serasa ada momen magis yang selalu menarik saya untuk mengunjungi air terjun itu. Dan katanya nih, sekali katanya, mungkin karena mitos atau apa, kalau mandi di Sedudo jadi awet muda. Bagi saya yang selalu berpikiran logis, terang aja jadi awet muda, kalau pikiran tenang (rileks), badan bersih dan segar otomatis gak gampang sakit. Kalau gak gampang sakit, tentulah kelihatan awet muda. Tapi gak tahu juga sih jika memang ada kekuatan supranatural yang mempengaruhinya. Kalau untuk kebaikan, saya amini saja deh.
Selain Air Terjun Sedudo, jika liburan ke Nganjuk, saya biasanya menyempatkan diri untuk naik sepeda ke hutan yang jaraknya tidak begitu jauh dari rumah. Selain terhibur dengan hijaunya pepohonan, putih buih sungai, hamparan sawah membentang, pohon kelapa menjulang di berbagai tempat, terakhir saya akan mandi di sebuah sumber air yang jernih di tengah hutan. Namanya sumber air Ubalan.

Sumber air ini dimanfaatkan penduduk sekitar untuk keperluan sehari-hari seperti sumber air minum (fyi: sumber air ini sudah diolah oleh PDAM) dan mengairi sawah. Pantas saja, dalam setahun bisa panen padi sampai 3 kali. Belum lagi bawang merahnya. Pokoknya, hasil pertanian dan kehutanan di daerah ini banyak dirasakan manfaatnya oleh orang-orang di daerah saya. Gemah ripah loh jinawi deh pokoknya. Ijo royo-royo menikmati panorama hutan jati di kanan kirinya. Serasa ada di tengah tempat yang dikelilingi gunung. Sebuah bonus, dekat tempat sumber air itu ada gua. Tapi saya bosan pergi ke gua itu. Selain harus ngesot lagi sejauh 1 km lagi secara menanjak, begitu nyampe gua, tempatnya serem banget. Serasa ikut uka-uka. Makanya saya lebih tertarik untuk mandi di kolamnya saja daripada jungle tracking ke gua.
Jalan-jalan memang tidak harus mahal. Mandi di kolam renang pun tidak harus yang mewah-mewah. Tapi kalau beruntung dan mau blusak-blusuk, ya nikmatnya seperti yang saya ceritakan di atas. Terakhir saya baru nyadar kalau di hotel tempat saya menginap waktu di Bali ada kolam renang yang Ok banget. Tapi berhubung kolam tersebut penuh dengan bule cewek, tante-tante yang notabene suka ngorok, minum bir, dan duduknya ngangkang, saya menikmatinya pas hanya mau berangkat trip keliling pulau saja. Selebihnya ogah kalau musti nyebur bareng bule itu. Zina mata. Aih. Gak usah banyak omong. Saya mau leyeh-leyeh dulu. Hehehe. Mumpung kolam renangnya sepi. ;=)
ayo kapan ndik sedudo maneh bareng kotaangin.com
ReplyDeletehohohho....
@ Ndop : ayo, pas libur Lebaran saja insya Allah. Pas lebaran saja saya bisa pulang kampung hehehe ;=)
ReplyDeletesip,sip.. . .
ReplyDelete@ Putu : insya Allah, semoga bisa pulang hehehe ;=)
ReplyDelete