Friday, May 21, 2010

Imajinasi

Seperti kata Ralph Waldo Emerson pada gambar di atas, hidup saya saat ini mungkin sedang diliputi dengan dunia imajinasi. Bukan dunia imajinasi seperti yang tertuang dalam film-film fantasi tapi imajinasi tentang suatu peristiwa atau keadaan yang akan terjadi dalam kehidupan yang saya jalani. Entah namanya apa, yang jelas akhir-akhir ini pikiran saya sering diliputi oleh khayalan-khayalan yang semula saya yakini akan terjadi dalam hidup ternyata bernilai nisbi.

Hidup yang saya jalani selalu berlandaskan pada perasaan percaya diri dan optimisme. Itulah sihir ampuh yang mampu menjadi semacam kafein bagi pikiran saya untuk senantiasa bergerak maju, berkreatif dalam taraf yang (mungkin) mencengangkan bagi sebagian orang. Tapi, setelah melalui proses pengendapan dan serangkaian perenungan, ternyata apa yang saya imajinasikan ternyata memang sulit (setidaknya belum) untuk diwujudkan dalam kenyataan.

Dua kali mengalami kekalahan dalam kompetisi blog yang memiliki taraf internasional membuat saya jadi berpikir ulang, mungkin memang taraf saya baru tingkat nasional saja. Namun demikian, ketika saya membaca buku Profesor Yohanes Surya yang berjudul Mestakung, ada satu teori yang saya ingat dan sepertinya terpatri dalam memori saya ini, bahwa jika kita bekerja, berpikir, dan melakukan sesuatu sehingga segala apa yang kita lakukan sepertinya mengarah pada hal yang kita pikirkan, seluruh semesta ini seperti tertarik suatu gaya atau energi yang dapat membantu mewujudkan apa yang sedang kita lakukan.

Misalnya seperti ini, dulu sewaktu saya mengikuti lomba menulis tingkat dunia yang panitianya berpusat di Jerman, dunia kehidupan yang saya lalui seolah-oleh juga mengarah pada Jerman semata. Mulai dari kejadian yang tiba-tiba mengarahkan saya ke gantungan kostum klub sepak bola Jerman, melakukan blogwalking yang ternyata tersasar ke blog seorang temannya teman saya yang sudah ke Jerman, pergi ke toko buku dan pameran buku pun seolah-olah ada yang mendorong kaki saya dan mengarahkan mata saya untuk melihat buku-buku tentang latihan bahasa Jerman. Terakhir yang menjadi gong dan pukulan besarnya adalah salah satu teman keluyuran saya tiba-tiba saja mengabari kalau dirinya sudah berada di Jerman dan dengan sengaja memameri saya foto-fotonya di facebook.

Apakah saya termasuk orang yang obsesif?

Mungkin juga. Tapi saya selalu berpegang pada prinsip dan hukum kekuatan energi seperti dalam Mestakung. Kejadian serupa pun terjadi juga beberapa minggu yang lalu yaitu ketika saya sedang konsentrasi dan giat-giatnya untuk mengejar beasiswa summer course di Utrech University, Belanda. Semuanya terasa seolah-olah mendukung langkah saya dan mencoba memberikan 'tanda' bahwa apa yang saya lakukan sudah berada di jalannya. Contohnya bukan hal yang disengaja ketika berada di salah satu mart besar ibukota, apa yang tampak oleh mata saya pertama kali adalah kostum sepak bola nasional Belanda. Ketika membaca-baca buku atau surat kabar, yang muncul adalah informasi atau berita yang ada sangkut pautnya dengan Belanda, baik kultur masyarakatnya, pesona daerahnya, sekolah dan sistem pendidikannya, sampai dengan maskapai penerbangan menuju Belanda berikut informasi bagaimana proses pengajuan visanya. Sebagian yang saya tulis di atas merupakan beberapa renik yang seolah-olah 'menghantui' langkah saya untuk bisa dan terus semangat dalam mendapatkan hadiah studi di Belanda.

Namun apa daya, keputusan juri tidak dapat diganggu gugat. Segala yang terjadi sudah berlalu. Dan saya mendapat sedikit pemikiran yang menjentik diri ini untuk sejenak berefleksi atas potongan-potongan kejadian yang menjadi mozaik dan memberikan warna bagi hidup yang saya jalani. Saya jadi berpikir bahwa mungkin saya harus lebih mempersiapkan modal saya untuk pergi ke luar negeri. Persiapan materi tentu bukan persoalan biasa yang menjadi catatan dan PR tersendiri bagi saya. Yang kedua adalah soal bahasa. Walaupun mampu berbahasa Inggris namun kenyataannya waktu ketemu langsung dengan bule Jerman saat keluyuran di Bali dan Pangandaran, bahasa Inggris saya bisa dikatakan berantakan. Ini yang patut jadi catatan merah juga, mungkin saya hanya pede bicara Inggris dengan orang Indonesia saja. Atau pede ngomong Inggris dengan bule hanya pada saat chatting di facebook saja, tapi ketika bertatap muka langsung, ada semacam perasaan nervous atau apa yang membuat lidah ini kelu sehingga tak sanggup untuk menjawab pertanyaan sederhana tentang di mana letak money changer berada. Padahal pada saat santai, untuk menunjukkan direction ke suatu tempat bisa ngecipris ngalor ngidul.

Yang lebih penting dari itu semua, sepertinya saya diajari untuk tidak terlalu bergantung kepada orang lain dan lebih bisa hidup mandiri. Termasuk dalam berkreatif dalam dunia blog. Meminta-minta komentar dari orang yang kadang tidak kenal, walaupun mengasyikkan, kok sepertinya cheapshit sekali. Itu mungkin nanti yang (tidak) akan saya lakukan jika mengikuti suatu kompetisi lagi.

Saya hanya terus berdoa dan berusaha bahwa setiap apa yang saya lakukan murni dari hati dan bersumber dari hasrat pribadi, bukan karena bujukan dari seorang teman atau orang lain. Saya senang dengan apa yang saya lakukan. Namun, saya mulai agak mempertanyakan segala sesuatu yang dipetakan oleh imajinasi saya. Sepertinya, jika imajinasi ini terlalu liar dan tak terbendung, beban pikiran yang akan disangga pun juga terlalu berat. Saya tidak ingin melakukannya lagi. Tapi, terlebih dari itu semua, saya menyenangi imajinasi. Jadi, dilema traumatis untuk tidak mau distir imajinasi juga tercampur dengan keinginan kuat untuk berimajinasi. Pusing kan.

Saya juga pusing karena jangan-jangan apa yang saya ocehkan dari tadi tak lebih dari omong kosong yang disetting oleh makhluk tak bernama namun terasa ada yaitu imajinasi. Silakan merayakan imajinasi Anda sendiri. Selamat mengalami.

Gambar dipinjam dari sini.

2 comments:

  1. Banyak penulis mengatakan bahwa popularitas, uang, reputasi itu merupakan side effect dari suatu tulisan.

    ReplyDelete
  2. la trus kalau menurut kamu itu merupakan apa ya? ;=)

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...