Buku. Film. Foto. Musik. Beberapa yang menjadi kesukaan saya. Bukan hanya sekadar hobi, tapi lebih kepada kebutuhan. Membaca. Menulis. Yang pertama sudah tumbuh dan berkembang menjadi sebuah kebutuhan hidup layaknya makan, minum, dan buang air. Yang belakangan baru saja lahir dari sebagai ekses positif dari kebiasaan membaca yang diinjeksikan sejak kecil oleh orang tua. Berjalan perlahan-lahan tanpa ada yang mengetahui kecuali keluarga dan teman-teman dekat. Blog. Sebuah media yang saya kenal sejak tahun 2008, mampu memberikan sarana yang cukup menarik untuk menyimpan memori yang terlintas dalam otak--yang bahkan belum tergali secara maksimal--untuk sekadar menumpahkan segala uneg-uneg, pemikiran, atau sekadar keinginan yang tiba-tiba muncul untuk menulis.
Karena saya tahu bahwa energi kreatif saya selalu mengalami pasang naik dan turun, tidak setiap hari energi tersebut meletup-letup untuk segera menuntut sebuah pelampiasan dalam menuliskannya. Butuh sebuah pengendapan atau serentet alasan tidak jelas yang hampir selalu mewarnai setiap waktu di mana saya seharusnya duduk manis dan mulai menulis. Dan melalui blog inilah rasanya saya berusaha untuk menjaga kekonsistenan dalam jadwal menulis yang sudah saya buat.
Blog mungkin bagi sebagian orang menjadi semacam batu loncatan untuk memasuki karier berikutnya dalam dunia tulis-menulis yaitu menerbitkan buku. Tidak jarang penulis-penulis lahir dari orang-orang yang dahulunya adalah seorang blogger. Dan tak jarang pula, buku-buku lahir sebagai sebuah kompilasi dari isi yang dahalunya terserak di dalam blog. Walaupun hal-hal tersebut bukan merupakan sebuah aib atau semacam dosa besar, bagi saya kedudukan blog dan buku sama saja. Saya ingin menjadikan media blog maupun media buku sebagai suatu perjalanan karier menulis saya secara beriringan menjadi semacam paket produk karya yang saya buat.
Saya sering kali membaca blog-blog yang ada di internet, dari berbagai macam penyedia layanan blog. Kebanyakan dari blog-blog yang saya temukan tersebut merupakan blog yang berisi kata-kata tidak penting, catatan harian yang dibuat serampangan, atau blog-blog yang isinya dibuat dengan intensitas yang boleh dibilang 'sambil lalu'. Setelah membaca blog-blog tersebut saya jadi bertanya-tanya, mengapa mereka tidak sekalian menulis secara serius di blog yang mereka buat? Bukankah ketika nge-blog, mereka juga mengeluarkan energi, memakai waktu yang sebenarnya bisa mereka manfaatkan untuk hal-hal yang lebih berguna, tentu saja?
Berangkat dari hal-hal tersebut di atas, saya berusaha untuk membuat tulisan di blog saya semaksimal mungkin karena bagi saya mutu tetap nomor satu. Jadi dua buah media dengan isi yang tergarap maksimal, tak peduli kemasan yang penting isi yang tergarap dengan maksimal dan penuh intensitas dalam setiap pengerjaannya.
Blog. Blog. Dan Blog. Saya berharap dengan nge-blog tidak lantas menjadi go-blog
Memorabilia Maria
-
.: Tengara *Maria* 🍁🌿 :.
Saat masih SD, saya mengenal sosok *Bunda Maria* hanya dari figur yang
terdapat di altar dalam rumah kawan saya yang *Katolik*...
4 years ago
No comments:
Post a Comment