Saturday, June 05, 2010

Episode #6: Sandal Petualang

Akhirnya sandal kesayangan saya memasuki masa pensiun. Sandal jepit. Kelihatannya sepele sekali, tapi bagi para pekerja ibukota merupakan sebuah identitas. Sebuah simbol yang menunjukkan bahwa pemakainya merupakan orang kantoran. Saya menyebutnya demikian karena berdasarkan pengamatan saya, mas-mas dan mbak-mbak kantoran yang biasa berangkat bareng saya ke kantor kok lebih suka memakai sandal jepit daripada memakai sepatu saat berangkat dan pulang kantor.

Alasannya adalah karena praktis saja. Sandal jepit memang praktis dibawa ke mana-mana dan cocok dalam segala kondisi. Saat panas melanda, sandal jepit mampu melindungi telapak kaki kita dari panas. Saat hujan melanda, sandal jepit juga merupakan sarana paling ampuh untuk menghindari becek, apalagi kalau tidak ada ojek. Sandal jepit juga alas kaki paling efektif buat para pekerja kantoran yang harus lari-lari saat mengejar angkutan umum seperti kopaja, kereta api listrik (KRL), dan bus kota. Bayangkan saja jika seorang mbak-mbak kantoran yang kerjaannya menuntutnya untuk memakai high hill harus memakai sepatu hag tingginya saat kejar-kejaran dengan keberangkatan KRL. Susah kan. Maka dari itu sandal jepit merupakan penyelamat di segala situasi. Bahkan, berdasarkan cerita-cerita yang beredar di kalangan jongos-jongos kantor di ibukota, mereka lebih suka dan lama saat memakai sandal jepit di dalam kantor daripada memakai sepatu.

Saya sendiri, selama tidak ada kepentingan yang mengharuskan saya untuk pindah dari tempat duduk, AC ruangan tidak kelewat dingin, dan tidak ada bos-bos yang patroli memeriksa kerapian para pegawainya, lebih suka memakai sandal jepit daripada sepatu. Soalnya saya sering ke kamar mandi sehingga harus selalu lepas sepatu biar tidak basah, ke ruangan server sehingga harus lepas sepatu biar lantainya steril, dan harus sholat di masjid sehingga lepas sepatu biar sepatunya tidak diembat orang.

Bahkan ada teman saya, si Benk Aimar, teman keluyuran saya ke mana-mana, hanya memakai sepatu saat akan menghadap bos besar saja, selebihnya ia memakai sandal jepit all day. Ajib bener kan khasiat sandal jepit.

Kembali ke topik sandal jepit saya. Sandal jepit ini saya beli di Hypermart, mall WTC Serpong. Cukup murah walaupun bermerk Bata. Sandal ini merupakan sandal yang sangat memorable dan penuh kenangan bagi saya. Soalnya hampir ke mana-mana saya selalu bersama sandal ini. Mau ke masjid, mall, kantor, jalan-jalan ke luar kota, baik ke Belitong, Bali, Pangandaran, bahkan pulang kampung ke Nganjuk, Jawa Timur sanapun sandal ini tidak pernah absen untuk menjadi alas kaki saya.

Sandal ini juga sudah pernah mampir ke mana-mana. Pernah dipakai tanpa izin, pernah saya kira hilang, dan pernah hanyut di pantai.

Saat ini, sandal ini sudah tidak saya pakai lagi karena bolongan pengait sandalnya sudah longgar. Maklum sandal ini sudah lama dan pemakaiannya pun tergolong punya jam terbang yang tinggi karena yang memakai tidak hanya saya. Ada banyak kaki yang pernah memperkosa sandal ini. Jika tak percaya, silakan lihat saja bodi sandal saya yang sudah cekung dan menghitam di bagian tungkainya. Sandal murahan dan bermerk ini akhirnya rusak juga.

Sebenarnya ada niatan untuk memperbaiki sandal jepit tersebut. Bukan karena tidak mampu membeli yang baru tapi karena nilai historical dari sandal itu yang bagi saya sangat berharga. Lebay dot com ya untuk perhatian terhadap sandal jepit. Tapi ya itu tadi, nilai sandal jepit bagi saya sangat berarti selain nyaman kalau kita mau jalan-jalan, praktis tak perlu takut becek, dan mudah dibersihkan jika kotor. Saya sendiri lebih suka memakai kombinasi sandal jepit, celana jeans, dan kaos oblong saat keluyuran. Menurut saya kombinasi itu menunjukkan kalau mobile, muda, smart, dan 'gila'. Hhmm, I'm happy being single and happy. Sayang sekali waktu sekolah atau kuliah dulu tidak diperkenankan memakai kombinasi baju seperti itu. Saya pun tak pernah juga untuk mencobanya. Selain takut dikira tidak patuh aturan, saya juga tidak suka dibilang gila.

Sandal jepit memang kelihatannya retro sekali, murahan, dan ndeso, tapi sandal jepit jika penggunaannya tepat sesuai dengan tempat dan waktu justru akan mempermudah kita melakukan aktivitas apapun tanpa diganggu hal-hal ribet seperti susah membersihkan alas kaki dan lain-lain.

Saya jadi kangen dan keingat dengan pengalaman saya dengan sandal jepit ini. Ya sudahlah, saya sudah punya sandal jepit baru. Dan petualangan baru.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...