Thursday, October 22, 2009

Bintang Jatuh

Malam kemarin aku melihat bintang jatuh
Pikiranku berlari memburu kepadamu
Apakah yang kau lakukan malam ini, sayangku?
Aku tak pernah tahu apa yang tersuarakan oleh isi hatimu
Lama sudah kita tidak bersua
Aku rindu dengan manisnya senyumanmu
Rindu dengan kemanjaanmu untuk meminta sesuatu
Kangen akan kehausanmu untuk didongengi
Kadang aku sempat berpikir
Jika kita dipertemukan kembali saat ini,
Masihkah kau seperti yang dulu
Gadis mungil yang sibuk dengan semestanya sendiri
Memainkan peran untuk sesuatu yang abadi: menjadi diri sendiri
Aku mengingatmu seperti hamba yang mengingat sabda tuannya
Aku mengenangmu layaknya kasih pangeran yang mendamba seorang putri
Aku mengagumimu serupa pelukis yang takjub akan ciptaan Ilahi
Aku menyayangimu layaknya penulis yang terpesona akan keindahan bahasa
Tanpa syarat
Terbanglah bersamaku, sayangku
Dalam orbit yang bersama kita pilih
Melintasi imaji angkasa tak berbatas
Berhentilah menjadi bintang jatuh, yang berotasi tanpa mengharap tujuan yang jelas
dan tanpa meninggalkan jejak makna
Kemarilah sayangku, hinggap di pelukan hangatku
Dan leburlah kita jadi satu
Dalam sebuah semesta kecil keabadian .... kehakikian
Jika diberi satu harap
Hanya satu
Aku ingin mengabadikan satu momen bersamamu
Aku ingin ada di situ tanpa pernah tahu kapan waktu kembali
Karena aku ingin kamu, sayangku
Sampai ajal menjemputku


Gambar dipinjam dari sini.

3 comments:

  1. Adi..entah kenapa beberapa hari ini aku suka melamun dengan duduk di kursi teras lantai 2 sambil memandangi langit. Rasanya puisimu kena banget, so sharp to describe my mind even the untold and unseen thing, thank you for this lovely poet

    ReplyDelete
  2. uwww...mas Adi iki romantis yo ternyataaa.......siapakah cewe yang beruntung itu....hikikikkikkk....

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...