Suaraku, hanyalah nyanyian gagak
Yang menyeruak di ambang malam
Hanya angin berhembus
Mengaburkan setiap asa yang tergurat di ujung pinta
Aku tak pernah tahu
Cawanku isi arak atau madu
Adalah kesucian yang kuanggap ada
Tuk bungkam segala dosa
Bunyi sabit pun menggemuruh
Kuharap dentang setiap lidah yang terpatri di mulutku
Kau dengar di telinga hatimu yang paling curam
Setitik noda tak sanggup kupahami
Jika arti suci tak mampu menjawab tanya
Namun
Aku hanya menunggu
Sebab air mata hanyalah sandiwara
Yang tak sanggup penuhi cawanku
Dengarlah wahai semua
Aku tak henti berteriak
Jakarta, 16 November 2006
23 : 48 : 55 WIB
No comments:
Post a Comment